Foto: canva.com
Jakarta, Boksman - Resesi akhir-akhir ini memang menjadi topik perbincangan hangat dunia. Resesi sendiri merupakan penurunan output ekonomi yang disertai dengan penurunan lapangan kerja dan pendapatan. Mengutip dari sikapiuangmu.ojk.go.id, arti resesi ekonomi atau resesi merupakan suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk.
Melansir dari katadata.co.id, lonjakan harga barang masih terus berlanjut di Amerika Serikat yang ditandai dengan laju inflasi tahunan mencapai 9,1%, tertinggi sejak November 1981. Hal ini tentu saja bisa berdampak kepada dunia, termasuk Indonesia.
Lalu, pertanyaannya, apakah bisnis masih bisa dipertahankan? Bagaimana bisnis sektor logistik bisa tetap bertahan di tengah gempuran resesi dunia? Simak penjelasan berikut.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Idle di Kendaraan dan Kerugian yang Diakibatkannya
4 Strategi Sektor Logistik Menghadapi Resesi
Mempersiapkan supaya bisnis bisa bertahan dari ancaman resesi memang membutuhkan kerja keras. Memulai proses saat waktu yang baik bisa membantu perusahaan Anda memasuki resesi dalam posisi sekuat mungkin.
Apabila strategi bisnis sektor logistik dilakukan dengan matang, maka bisnis Anda bisa bertahan bahkan berkembang meski di tengah resesi. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan.
1. Memperhatikan Anggaran yang Dikeluarkan
Strategi sektor logistik yang pertama adalah mengelola anggaran tetap Anda supaya pengeluaran berlebih tidak terjadi, mengalokasikan kembali, dan memastikan pengeluaran yang bisa dihemat.
Inilah saat yang penting bagi Anda meninjau kembali pengeluaran dan menyesuaikan anggaran yang ada. Jika telah melewati beberapa resesi sebelumnya, maka tinjau bagaimana Anda menjadi anggaran dan pertimbangkan menggunakan strategi yang serupa.
2. Otomatisasi
Otomatisasi menjadi kekuatan untuk mengefisiensi perusahaan. Sektor logistik memang membutuhkan sistem otomatisasi untuk bisa mencapai kesuksesan secara maksimal. Pertimbangkan juga jenis layanan atau item tambahan yang menarik bagi bisnis sektor logistik Anda.
Anda bisa mencoba dengan membuat perangkat lunak keamanan siber sehingga Anda lebih praktis dalam memperluas cakupan bisnis, mempertimbangkan untuk menargetkan pelanggan potensial di industri sektor logistik.
3. Membuat Perencanaan untuk Jangka Panjang
Mungkin masih sulit melihat keuntungan selama resesi, apalagi jika Anda mengelola bisnis sehari-hari tanpa melakukan perencanaan jangka panjang. Untuk itu, penting bagi Anda menyusun rencana sebelum resesi terjadi dan ketakutan muncul.
Inilah waktu yang tepat untuk berinovasi dan meneliti pasar baru. Menjaga keuangan seketat mungkin juga menjadi perencanaan yang baik untuk kedepannya. Anda bisa melakukan promosi dengan iklan berbayar untuk meningkatkan potensi pelanggan baru setiap harinya.
Baca Juga: Mau Dapat Orderan Muatan Cepat Untuk Bisnis Pengiriman Truk? Simak Tipsnya di Sini!
4. Melakukan Evaluasi
Penerapan strategi pada bisnis logistik memang membutuhkan evaluasi. Evaluasi sektor logistik membutuhkan pengkajian ulang atas evaluasi strategi. Pengukuran kinerja perusahaan ini dilakukan dengan membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang dicapai, dan sejumlah perbaikan kinerja lainnya.
Evaluasi dalam penerapan strategi bisnis logistik sangat diperlukan karena akan menentukan arah strategi dan sejauh mana program berada di jalur yang diharapkan, sehingga perusahaan dapat melakukan aksi koreksi hasil yang diharapkan akan permasalah yang terjadi.
Dengan begitu adanya evaluasi bisa memastikan penggunaan sumber daya perusahaan yang paling efektif dan efisien. Evaluasi strategi sebaiknya dilakukan tidak hanya saat kinerja perusahaan berada di puncak dan berjaya atau saat mengalami penurunan, akan tetapi juga bisa dilakukan saat kondisi perusahaan dalam keadaan steady atau stagnan dalam beberapa periode.
Justru evaluasi yang rutin diterapkan bisa memperlihatkan apakah bisnis sektor logistik Anda sedang mengalami penurunan atau kenaikan. Waktu yang tepat untuk melakukan sebuah evaluasi strategi bisnis logistik pada perusahaan biasanya adalah rutin berkala pertiga bulan, pertahun, atau per lima tahun tergantung kebijakan perusahaan yang berlaku