Foto: canva.com
Jakarta, Boksman - Ancaman gangguan, penundaan, dan kenaikan harga untuk rantai pasokan kargo logistik udara di Shanghai menghantui setelah dimulainya lockdown sembilan hari di kota tersebut
Akibat lonjakan kasus Covid-19 d Shanghai, kota ini memberlakukan lockdown yang sudah dimulai per tanggal 28 Maret hingga tanggal 5 April. Adanya China lockdown Shanghai ini tentu saja mengganggu jadwal penerbangan ke bandara-bandara besar Shanghai.
Bukan hanya penerbangan penumpang yang terkena dampaknya, penerbangan kargo logistik ke dan dari bandara Shanghai juga ikut diberhentikan.
Salah satu maskapai kargo terbesar di Shanghai, CargoLux telah menangguhkan semua penerbangan ke Bandara Pudong Shanghai (PVG) hingga 2 April.
Baca Juga: Masa Depan Pengiriman Container dengan Global Smart Containers, Sudah Siapkah?
“Pelabuhan dan bandara tetap buka, tetapi aturan ketat terkait angkutan truk telah menyebabkan kurangnya transportasi yang tersedia, yang berdampak pada pergerakan LCL, FCL, dan pengiriman barang.” kata Layanan Logistik Westbound.
Crane Worldwide Logistics mengatakan, “Beberapa tempat kargo logistik di sekitar bandara PVG dikunci, dan banyak gudang ikut terpengaruh. Karena terbatasnya staf yang bertugas, kegiatan bea cukai sangat lambat berjalan pada 28 Maret. Beberapa perusahaan telah mencoba mengajukan izin untuk staf dan truk, tetapi izin tersebut hanya memungkinkan mereka untuk beroperasi di dalam taman logistik".
Norman Global Logistics menyebut selama akhir pekan 26-27 Maret pekerja bandara diinstruksikan untuk tetap bisa bekerja selama lockdown, tetapi truk di luar Shanghai tidak dapat melakukan perjalanan ke bandara atau area pelabuhan.
Truk memiliki kemampuan terbatas untuk bergerak dari Shanghai ke luar kota, menyebabkan penjemputan dan pengiriman kargo logistik terhambat. Truk FTL dan LTL tidak diizinkan melakukan perjalanan di area Pudong.
Maersk salah satu perusahaan pengiriman logistik mengatakan, "Layanan truk masuk dan keluar (dari) Shanghai akan sangat terpengaruh hingga 30% karena lockdown penuh di daerah Pudong dan Puxi Shanghai secara bergantian hingga 5 April".
Akibatnya, waktu pengiriman jadi lebih lama dan kemungkinan terjadi kenaikan biaya transportasi.
Dampak lain yang cukup terasa bagi pengiriman kargo logistik disebabkan adanya aturan penghapusan kapasitas perut pada penerbangan.
Hal ini dipicu perang Rusia-Ukraina yang memaksa para maskapai untuk mengurangi muatan. Guna menghindari wilayah konflik, penerbangan butuh waktu lebih lama dan bahan bakar lebih banyak bagi penerbangan Asia-Eropa.
Jika berlarut-larut terjadi, maka hal ini akan memicu kenaikan harga barang.
Baca Juga: Perhitungan Muatan Truk dengan Rit yang Wajib Diketahui, Simak Di Sini!
Untuk memastikan kelancaran arus rantai logistik, Shanghai Port Group segera menempatkan versi elektronik dari PSI pass untuk pengemudi truk kontainer pada dini hari tanggal 29 Maret untuk meningkatkan efisiensi perputaran logistik kendaraan kontainer
Untuk pengiriman logistik melalui laut di pelabuhan Shanghai, kemungkinan beberapa volume dapat bergeser ke Ningbo di dekatnya.
China memang sedang berjuang melawan jumlah infeksi COVID-19 terbesar sejak awal sejak wabah awal negara itu surut pada awal 2020.
Bulan ini China telah memberlakukan lockdown pada pusat ekspor manufaktur lainnya seperti Changchun dan Shenzhen, yang menimbulkan antrian memanjang di luar China utama.
Meskipun pembatasan di Changchun tetap diberlakukan, pembatasan tersebut telah dilonggarkan di Shenzhen, tempat bisnis dan pabrik sudah diizinkan untuk melanjutkan operasi pada 21 Maret.
Namun, hal ini tetap berdampak pada gangguan produksi karena penutupan, gangguan dalam rantai pasokan, dan keterlambatan dalam produksi.
Sumber: