Foto: canva.com
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki berencana akan menjadikan Kepulauan Riau sebagai hub bagi ekspor produk UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) bagian barat Indonesia.
Teten berpendapat bahwa aspek pariwisata yang dimiliki Kepulauan Riau lah yang menjadi alasan mengapa dijadikan hub ekspor produk UMKM.
Menantunya, langkah tersebut merupakan merupakan langkah yang strategis. Mengingat Kepulauan Riau juga berhadapan langsung dengan negara-negara ASEAN seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Kamboja.
"Saya kira ini satu potensi yang sangat besar. Pariwisata di sini kan juga nomor dua setelah Bali, jadi sangat tepat saya kira untuk menjadikan Kepulauan Riau sebagai showcase atau etalase produk UMKM," kata Teten.
Langkah selanjutnya agar produk UMKM mampu berdaya saing dengan pasar global, Teten mengaku bahwa saat ini pihaknya sedang menyiapkan ekosistem UMKM untuk meningkatkan kualitas produksi secara baik.
Baca Juga: Prediksi Tren Tarif Logistik Angkutan Kapal atau Freight Rate Tahun 2022
Langkah yang ditempuh adalah dengan melakukan modernisasi alat produksi, melalui konsep rumah produksi yang sudah disiapkan Kementerian Koperasi UKM.
Salah satu aspek yang diperhitungkan bahkan jadi sorotan oleh Presiden Jokowi adalah dengan memperhatikan kualitas dan pengemasan produk.
"Apalagi isu packaging, branding itu Presiden Jokowi menaruh perhatian luar biasa. Coba kalau kita ke Jepang, sampai di bandara Narita itu tergiur untuk membeli oleh-oleh di sana, tergoda karena packaging-nya cantik," sebut Teten.
Teten lantas menunjuk salah satu pengemasan produk terbaik dan berkualitas terdapat di Bandara Narita, Jepang.
Pasalnya menurut Teten pengemasan produk yang baik sangat berpotensi dibeli orang-orang.
Guna menyiasati hal tersebut, ekosistem harus didukung secara menyeluruh. Bukan hanya dari packaging, namun juga dari sisi pembiayaan. Masa depan pengiriman pun dirasa cukup penting untuk diperhatikan.
"Kami fokus ke dua hal. Pertama produk yang berbasis kreativitas berupa produk custom. Dan kedua produk UMKM berbasis inovasi teknologi atau ada sentuhan teknologinya," ujar Teten.
Teten juga menyinggung soal e-commerce. Ia berharap bahwa Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi supaya membatasi penjualan produk asing dan lebih mengutamakan produk sendiri.
Teten menyatakan masih banyaknya serangan produk impor termasuk yang ada di Kepri, mayoritas datang dari China melalui crossborder. KemenKop UKM saat ini terus berkoordinasi dengan e-commerce crossborder, sesuai arahan Presiden Jokowi.
Baca Juga: Perhitungan Muatan Truk dengan Rit yang Wajib Diketahui, Simak Di Sini!
Mereka diminta untuk tidak menjual lagi produk dari luar Indonesia yang bisa diproduksi dan ekspor produk UMKM sendiri. Masyarakat juga dihimbau untuk bangga mengonsumsi produk lokal milik anak Bangsa.
"Saya sudah ngobrol dengan Mensesneg Pratikno, khususnya sistem perdagangan elektronik sudah ada pembatasan yang memungkinkan produk dalam negeri jauh lebih mendominasi market. Namun di sisi lain, masyarakat Indonesia juga harus mencintai produk anak bangsa sendiri. Kalau nggak dibeli ya mereka nggak punya kesempatan untuk meningkatkan mutunya," pungkas Teten.
"Kalau tidak dibeli mereka tidak punya kesempatan untuk meningkatkan mutunya. Kalau kita beli, mereka bisa terus secara bertahap meningkatkan kualitasnya," tutur Teten.
Dia mengatakan pula kalau Kemenkop telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perdagangan untuk terus mendukung kampanye bangga buatan Indonesia di delapan negara yaitu Malaysia, Singapura, Australia, Vietnam, Thailand, Amerika Serikat, Belanda, dan Uni Emirat Arab.
Pada kesempatan lainnya, Deputi Bidang UKM Kementerian Koperasi dan UKM yakni Hanung Harimba Rachman menyatakan pihaknya untuk terus menggunakan strategi mirroring agar menarik kehadiran buyer internasional dari negara Singapura sebagai upaya ekspor produk UMKM.
“Jadi seandainya Singapura ada pameran kopi, kita buat acara kopi juga di sini. Kan tempatnya deket, jadi warga kedua negara bisa saling berkunjung. Singapura setiap tahun ada lebih dari 150 event, tinggal kita pilih mana event apa yang relevan yang dapat dijadikan mirroring,” ungkap Hanung.
Sumber: